Tsania Marwa memiliki rencana untuk kembali menikah setelah tujuh tahun menyandang status janda. Meski pernikahan pertamanya dengan Atalarik Syach kandas, Tsania membantah trauma. Kepada dirinya sendiri, Tsania menegaskan untuk tidak boleh trauma.
Yes of course (rencana menikah), doain ya," tegas Tsania sembari tersenyum, dikutip dari YouTube Melaney Ricardo, Kamis (7/11/2024). "Enggak boleh trauma, karena kalau aku trauma aku menutup diri aku terhadap kemungkinan hal yang indah banget yang mungkin aku dapatkan," ujarnya. Soal konsep hidupnya kini, Tsania merasa tak ingin ngoyo.
"Punya ambisi boleh, tapi nggah usah menghancurkan mental. Jangan ngoyo, kamu harus tahu kapan kamu harus stop. Kamu harus tahu ketika udah merasa mau burn out nih, take time ," lanjutnya. Di kesempatan itu, Tsania ingin dikenal sebagai pribadi yang bisa membuat anak anaknya bangga. Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 9 Halaman 94 101 Kurikulum Merdeka Bab 3: Uji Kompetensi Halaman 4
Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman all Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 138 139 140 Evaluasi, Kurikulum Merdeka: Tema 2 Kemajemukan Halaman 4 Program Petani Milenial Bergaji Rp 10 Juta, Petani Muda Tapin Ini Semangat Kembangkan Hidroponik Banjarmasinpost.co.id
Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 131 132 133 134 135 Kurikulum Merdeka, Bab 5 Rajin Berlatih Halaman all "Umi yang tidak pernah berjuang untuk mereka, Umi yang juga memperjuangkan ibu ibu lain se Indonesia sampai akhirnya bisa mendapatkan terobosan hukum, Umi yang selalu ingin anak anaknya bangga dengan pencapaiannya," harap Tsania. Tak dipungkiri, Tsania merasakan penyesalan terbesarnya tak bisa mendampingi anak anaknya selama tujuh tahun terpisah.
"Yang paling berat karena aku harus menerima fakta bahwa aku kehilangan banyak momen di golden age nya mereka," ungkap Tsania. Apalagi, usia emas itu tak lagi bisa diulang. Kendati demikian, Tsania memilih menatap ke depan.
"Itu enggak bisa diulang, tapi mau sampai kapan kita lihat ke belakang. Jadi sekarang aku lebih fokus ke depan aja," bebernya. Disinggung soal perasaan menyesal sebagai ibu karena tidak bisa mendampingi anak anaknya, Tsania lebih merasa bersalah. "Rasa penyesalan, lebih ke rasa guilty (bersalah) ya. Anak mana sih yang enggak membutuhkan ibunya, jadi kayak aku punya rasa penyesalan kenapa aku nggak bisa hadir di hidup mereka seperti layaknya ibu ibu lain, gitu," curhatnya.
Padahal menurutnya, ia memiliki sisi keibuan yang tinggi. "Padahal aku tuh sebenernya menilai diri aku tuh motherhoodnya (keibuannya) tinggi ya. Karena aku happy ketika punya anak, mengurus anak, justru memang suka. Jadi mungkin itu penyesalannya," imbuh wanita 33 tahun itu. Walaupun kehilangan momen berharga dengan anak anaknya, Tsania tetap bangga atas pencapaiannya kini.
"Aku masih berdiri di sini, berdiri di sini dalam artian masih bisa berjuang, bertahan, dan banyak hal yang sudah bisa aku dapatkan di tengah badai kehidupan ya," lanjut Tsania lagi. Sementara itu, tatkala ditanya perihal hal yang membuatnya tak menyerah memperjuangkan anak anaknya, Tsania mengungkap harapannya. "Yang bikin aku enggak menyerah adalah harapan bahwa suatu hari aku bisa berkumpul lagi bareng mereka, dan aku mau anak anak aku punya ibu yang happy."
"Aku juga mau anak anak aku punya ibu yang waras yang bisa mencapai banyak hal baik dalam hidupnya. Itu yang membuat aku masih terus bertahan dan berjalan," seloroh Tsania. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.