Devoy Mayat dalam Toren DPO Narkoba, Diduga Tewas karena Takut Ditangkap Polisi

Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq, memastikan Devi Karmawan alias Devoy (27), masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait kasus narkoba. Sebelum Devoy ditemukan tewas di dalam toren di sebuah rumah kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, polisi telah lebih dulu mengamankan pelaku peredaran narkoba bernama Abdul Azis (AA). Saat pemeriksaan berlangsung, AA mengaku sempat menyerahkan barang di rumah Devoy.

Polisi lantas mendatangi rumah Devoy untuk memastikan pengakuan AA, namun pria berusia 27 tahun itu tidak ada di kediamannya. "Saat itu juga kami ke sana pukul 11 malam, mengingat di rumah si D ini kosong, langsung kita balik kanan. Rumah itu dalam keadaan sepi, kosong," imbuh Bambang. Kosongnya rumah Devoy, diduga lantaran ia sudah kabur dengan masuk ke dalam toren untuk menghindari kejaran polisi.

Tak hanya itu, Bambang menduga Devoy masih dalam pengaruh narkoba jenis sabu saat bersembunyi. Ammar Zoni Diduga Terlibat Bisnis Jual beli Narkoba, Kuasa Hukum: Buat Bisnis Cendol Mungkin Wartakotalive.com "Kemungkinan seperti itu, mengingat tersangka menunjukkan rumah kosong, lewat rumah D."

"Kemungkinan yang bersangkutan masih ada reaksi menggunakan sabu, (jadi) halu dan ketakutan," tutup dia. Hal senada juga disampaikan tetangga Devoy yang enggan disebutkan namanya. Ia mengatakan, Devoy selama ini kerap keluar masuk penjara karena berulang kali terjerat hukum.

Ia pun menduga, Devoy sengaja bersembunyi di dalam toren lantaran takut tertangkap polisi. "Bisa jadi lari ke situ, (sekitar pukul) setengah 12 malam polisi datang, geledah di rumah, nggak ada dia, ada keluarga doang," kata dia, Rabu. "Karena dia udah ketangkep mungkin disebut kali namanya, nggak tahu juga soalnya tengkurep posisinya."

"Dia mah sering, udah keluar masuk (penjara)," lanjut dia. Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto, mengungkapkan tidak ada kekerasan di tubuh Devoy. Berdasarkan hasil autopsi, Devoy masih hidup saat berada di dalam toren.

"Saat terendam atau tenggelam di air, kondisi masih hidup," ujar Hariyanto, Selasa (28/5/2024). "Tidak ada luka di tubuh, baik karena luka benda tumpul maupun benda tajam," tambahnya. Sebelumnya, ibu Devoy, Darmiyati (55), mengaku curiga dengan kematian anaknya.

Bahkan, menurut dia, ada bekas luka cekikan di leher Devoy. "Si kakaknya (Devoy) minta diatupsi, kayak ada dicekik," aku Darmiyati, Selasa. "Iya (ada bekas cekikan). Kan tadi (kakaknya Devoy) telepon, 'sudah, pulang saja', 'enggak, aku penasaran'."

"Kenapa ini meninggalnya, kesetrum atau pengeroyokan. Terus, sama pada ngelupas gitu, kayak kesiram air apa sih," imbuh dia. Kini, jasad Devoy sudah dimakamkan di TPU Pondok Jaya, Tangerang Selatan. Sebelum ditemukan tewas di dalam toren pada Senin (27/5/2024), Devoy sempat berpamitan hendak pergi membeli kopi.

Namun, sejak saat itu Devoy tidak kunjung pulang hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa. Hal ini disampaikan oleh sang ibu, Darmiyati. "Malam minggu (Sabtu, 25 Mei 2024) masih ngobrol sama saya, di dalam rumah sini. Terus dia pamit mau beli kopi," ungkap Darmuati, Selasa.

"Tahu tahu tidak pulang, dilacak ke kakak kakaknya," imbuhnya. Penemuan jasad Devoy diketahui berawal dari pemilik toren, Sutrisno, yang curiga lantaran air di rumahnya berbau. Ia juga mencium bau tak sedap di sekitaran toren.

Sutrisno lantas mengecek toren untuk mengetahui penyebab air rumahnya berbau. Ia mengaku terkejut lantaran ada mayat manusia di dalam toren, bukan bangkai hewan seperti yang dikiranya. "Awal mula curiga air bau, berbusa, yang pasti bau banget, pagi, siang disuruh nengokin toren," kata Sutrisno di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (27/5/2024).

"Saya puter saya curiga karena itu bukan bangkai yang saya curigai, saya langsung turun bukan bangkai cicak, ada tato, keliatan kuping," imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *